Kami orang Indonesia memegang teguh
kata-kata bijak ini. Kami adalah masyarakat Indonesia yang berasal dari
kalangan menengah yang punya gaya hidup selangit dan WAH.
Memang harus diakui bahwa gaya hidup
sebagian besar masyarakat Indonesia dari kalangan menengah terlihat
glamour dan terkesan punya banyak uang. Padahal kenyataan sebenarnya,
setiap hari Kami selalu pusing mikirin hutang. Kami akui itu, tapi
tolong jangan hakimi kami!
Masih segar di ingatan Kami postingan
seorang kawan (sebut saja Mr. X) di Facebook. Di salah satu statusnya ia
memposting foto mobil barunya dan juga foto ketika ia dan keluarga
sedang wisata di Bali, dan berbagai foto kegiatan lainnya yang bisa
menghabiskan banyak uang.
Kami yakin cukup banyak teman Facebook
yang iri dengan ‘kebebasan finansial’ yang ia miliki. Tapi Kami tidak
iri, Kami terinspirasi!
Ditambah lagi, Mr. X sering memposting
kata-kata bijak yang berhubungan dengan pengembangan diri dan keuangan.
Tidak jarang ia memposting kata-kata bijak yang disertai dengan foto
yang menunjukkan momen bahagia bersama keluarga dan sahabat. Semua itu
menggambarkan citra seseorang yang sukses dan bahagia dunia dan akhirat.
Perfecto, Kamu adalah inpirasi dan motivasi Kami oh Mr. X!
Namun, beberapa waktu belakangan ini
kenapa status-status mu di Facebook terlihat berubah drastis, seolah
bukan diri mu yang dulu. Sekarang Kamu lebih sering mengeluh tentang
pekerjaan, entah itu gaji yang tak sesuai bobot pekerjaan, jam kerja
yang terlalu panjang, bonus yang tak cair, dan lain sebagainya.
Bahkan Kamu juga sering sekali
memposting status berisi kritikan pada pemerintah Indonesia, mulai dari
kiritikan pada kebijakan mencabut subsidi, kritikan tentang hutang
Indonesia, hingga ‘isu’ tentang turunnya daya beli masyarakat saat ini.
Ada apa dengan mu Mr. X?Gaji Mr. X Besar, TAPI Kog Berhutang?
Mereka yang punya gaji besar pasti
senang dong, ini adalah impian semua orang yang sudah bekerja keras. Dan
Mr. X adalah salah satu eksekutif muda di perusahaan tempat dia bekerja
dengan gaji yang cukup fantastis. Tidak seperti Kami yang punya gaji
pas-pasan, gajian hari ini seminggu kemudian sudah habis buat bayar
hutang dan pinjam uang lagi dari kawan atau rentenir berdasi.
Sayangnya, Mr. X tak punya kesadaran
finansial yang cukup baik. Jangankan Kami yang punya gaji pas-pasan, Mr.
X yang penghasilannya Rp 40 juta per bulan pun akhirnya mengalami
masalah keuangan dan punya banyak hutang karena tak bisa mengelola uang
dengan baik. Welcome to the club Mr. X.
Apa sebab?
Gaya hidup Kami yang menganut paham hedonisme dan tidak memikirkan masa depan, membuat kami jadi begini, dan kami bangga. Hedonisme
adalah akar masalah dari semua masalah keuangan yang terjadi di
kalangan masyarakat kelas menengah di Indonesia, KATA ahli ekonomi. Tapi
Kami tidak perduli, Kami lebih butuh status sosial ketimbang masa depan
yang lebih baik. Camkan itu!
Ditambah lagi kebiasaan Kami masyarakat
kelas menengah yang suka membeli barang dengan cara mencicil. Memang
satu cicilan terasa kecil, tapi belakangan ini Kami merasa cicilan ini
semakin banyak dan memberatkan hidup sehingga membuat kami sulit untuk
ikut gaya hidup selangit seperti Princes Syahrini.
Biar Gaji Kami Pas-pasan yang Penting Terlihat Kaya
Gaji boleh pas-pasan, tapi gaya hidup
Kami harus terlihat kaya dan wah. Ini adalah prinsip keterbalikan logika
Kami orang-orang dari kalangan menengah yang gaya hidupnya selangit dan
glamour.
Sebagian besar dari Kami punya banyak
hutang, dan hidup Kami tak lepas dari kegiatan ‘gali lobang tutup
lobang’ untuk mengatasi masalah keuangan. Oh ini sungguh sebuah kegiatan
yang sangat inspiratif dan mengharukan semua orang.
Kami sangat ingin terlihat kaya di media
sosial. Asal tahu aja, Kami suka memposting foto harta benda yang Kami
beli dengan cara mencicil dan foto berbagai kegiatan dan gaya hidup yang
glamour. Sebutan keren untuk kami adalah social climber, istilah yang keran bukan? Mungkin Anda baru tahu istilah itu dan sedang tercengang saat ini.
Ada banyak hal yang bisa Kami lakukan, orang-orang kelas menengah yang punya gaji pas-pasan agar terlihat kaya:
- Kami membeli kendaraan pribadi dengan cara mencicil hanya agar terlihat kaya
- Kami membeli smartphone terbaru biar terlihat gaya padahal masih punya smartphone lama, belinya dengan cara mencicil pula
- Kami lebih memilih habiskan uang untuk jalan-jalan ketimbang menabung atau investasi
- Kami sering belanja hal-hal yang bukan keperluan penting, misalnya beli sandal lucu (beli sandal kog karna lucu, kan lucu ya)
- Kami lebih memilih membeli produk bermerk dengan harga yang mahal ketimbang merk lokal yang harganya lebih murah
- Kami suka memposting semua barang-barang mahal milik Kami di media sosial. Itu belinya nyicil semua lho, dan Kami BANGGA.
- Kami punya banyak kartu kredit, coba deh perhatikan dompet Kami
- Kami sering pinjam uang dari teman tapi lupa membayar (lebih tepatnya ngga mau bayar). Bahkan jika Kami ditagih, Kami siap melawan!
- Dalam hal berhutang, Kami memegang teguh prinsip 4W + 1R (We are not Anonymous, We are not Legion, We do not Forgive, We forget our Loans, Respect us)
Kata-kata bijak di atas adalah pedoman
hidup Kami para kelas menengah yang gaya hidupnya selangit. Tapi Kami
melihatnya dari sudut pandang yang ‘sedikit’ berbeda dan lebih unik.
Kami tidak seperti kalangan pengusaha, profesional, dan akademis yang
terlalu memikirkan tentang masa depan mereka.
Kebiasaan Kami menghambur-hamburkan uang
untuk kesenangan sesaat dan hal-hal yang tidak terlalu penting adalah
salah satu bentuk dan cara kami mencurahkan segalanya hanya untuk hari
ini.
Bagi Kami masa depan itu tidak pasti, jadi untuk apa menabung dan berinvestasi? Lagi pula, siapa yang bisa melarang Kami?
Artikel ini sudah cukup panjang untuk
menjelaskan tentang Kami, orang-orang Indonesia yang gajinya pas-pasan
tapi gaya hidupnya selangit dan bangga. Kami tidak malu, untuk apa malu
bila kami merasa bangga dengan kebiasaan boros Kami yang inspiratif itu.
sumber: maxmonroe
0 Response to "Kami Orang Indonesia, Gaji Pas-Pasan Tapi Gaya Hidup Selangit & Kami Bangga"
Posting Komentar